Sektor Jasa Keuangan Kalsel Stabil, OJK Siap Dukung Pengembangan Budidaya Padi Apung

DISKUSI: Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo - Foto Dok 


HABARDIGITAL.COM, BANJARMASIN - Dalam rangka mempercepat akses keuangan dan mendukung pengembangan ekonomi daerah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan turut serta mendorong optimalisasi peran sektor jasa keuangan melalui program pengembangan budidaya padi apung. Proyek inovatif ini direncanakan akan dilaksanakan di dua desa, yakni Desa Muning dan Desa Siang Gantung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Budidaya padi apung merupakan terobosan yang diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki keterbatasan lahan pertanian konvensional. Dengan memanfaatkan teknik padi apung, lahan rawa atau lahan yang sebelumnya dianggap tidak produktif dapat dikelola menjadi lahan pertanian. Hal ini memberikan peluang besar untuk meningkatkan ketahanan pangan serta pendapatan masyarakat setempat.

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk pengembangan budidaya padi apung telah dilakukan pada tanggal 25 dan 27 September 2024. Acara ini melibatkan pemerintah daerah, para pemangku kepentingan, dan pelaku sektor jasa keuangan yang mendukung penuh pengembangan sektor pertanian di Kalimantan Selatan.

Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo menyatakan, "Pengembangan budidaya padi apung ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga sebagai bagian dari strategi untuk memperluas akses keuangan bagi masyarakat desa. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memberikan kontribusi positif terhadap inklusi keuangan di daerah pedesaan,".

OJK Kalsel juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus menjaga kinerja sektor jasa keuangan agar bisa lebih berperan aktif dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan, termasuk di sektor pertanian. Program padi apung ini diharapkan mampu menjadi role model bagi pengembangan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta membuka lebih banyak peluang usaha di sektor pertanian.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan sektor keuangan, diharapkan proyek perdana ini akan menjadi langkah awal untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik dan membuka akses keuangan yang lebih luas bagi masyarakat Kalimantan Selatan.

OJK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menilai kinerja sektor jasa keuangan Kalsel terjaga stabil dan siap mendukung peningkatan inklusi keuangan daerah.

Perekonomian Provinsi Kalsel per triwulan II tumbuh sebesar 4,81 persen yoy (TW I: 4,96 persen), sedikit di bawah Nasional yang mencapai 5,05 persen.

Pertumbuhan tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan pada Lapangan Usaha Perdagangan dan Reparasi (4,66 persen), diikuti oleh Transportasi (4,54 persen) dan Pertanian (4,45 persen).

Pertumbuhan 4,81 persen tersebut berkontribusi sebesar 15,58 persen terhadap ekonomi regional Pulau Kalimantan.

Agus Maiyo juga mengatakan perkembangan Industri Perbankan Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan Selatan terus melanjutkan tren peningkatan.

Pada Juli 2024, Kredit perbankan meningkat menjadi sebesar Rp71,81 triliun, atau tumbuh sebesar 23,28 persen yoy, (Juni 2024: Rp9,74 triliun atau tumbuh sebesar 19,09 yoy).

“Untuk pertumbuhan penyaluran kredit didorong oleh kredit Konsumtif dengan porsi sebesar 40,40 persen (Juni 2024: 41,49 persen),” ujar Agus

Sementara pertumbuhan Aset menunjukkan pertumbuhan sebesar 10,80 persen menjadi Rp95,19 triliun (Juni 2024: 10,67 persen),” jelasnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 39,17 persen, diikuti oleh kredit modal kerja sebesar 27,63 persen, sedangkan kredit konsumsi tumbuh sebesar 12,07 persen.

BACA JUGA: OJK Bersama Pemprov Kalteng Edukasi Lima Ribu Pelaku UMKM di Kotim

Adapun intermediasi perbankan cukup baik dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) sebesar 83,33 persen dengan profil risiko perbankan yang relatif terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) Nett sebesar 1,00 persen (Juni 2024: 0,98 persen).

Sementara itu, kinerja perbankan syariah tetap menunjukkan pertumbuhan positif dengan rincian Aset, DPK, Pembiayaan Provinsi Kalimantan Selatan secara yoy tumbuh 13,45 persen, 13,02 persen dan 19,70 persen, di mana Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 88,43 persen dan Non-Performing Finance Nett sebesar 0,75 persen. (fs/ak)

Lebih baru Lebih lama