Kulineran di Jepang, RedKoki Ajak Kaum Muslim, Cari yang Benar-benar Bersertifikasi Halal

KUNJUNGANDalam kunjungannya tersebut, Redkoki disambut hangat oleh perwakilan manager Daicho Culinary School Umeda - Osaka, Jepang - Foto Dok Istimewa


HABARDIGITAL.COM, JAKARTA - Brand Ambassador Horison Hotel School, Henny Maria Angelica atau lebih dikenal dengan RedKoki mengunjungi negeri matahari terbit Jepang guna mengumpulkan sertifikat memasaknya.

RedKoki sendiri sebelumnya pernah meraih sertifikat dalam kompetisi memasak tingkat Internasional, yakni Halal Super Chef International Fine Dining di Singapura pada bulan Juli 2023 lalu. Dan kali ini dirinya ke Jepang sekaligus dalam rangka menuju beasiswa belajar di Jepang.

BACA JUGA: BPOM Merilis 10 Obat Berbahan Herbal "Perangsang Gairah" yang Bisa Merusak Ginjal dan Jantung

Dalam kunjungannya tersebut, Redkoki disambut hangat oleh perwakilan manager Daicho Culinary School Umeda - Osaka yaitu Mrs.Chie Tateno.

Sekolah Hospitality ini sangat terkenal di bidang Pastry atau yang juga dikenal patiseri, yang merupakan salah satu bidang yang berfokus pada pengolahan dan penyajian hidangan jenis kue. Dalam dunia perhotelan, pastry termasuk dalam department food and beverage yang bertugas membuat hidangan kue dan dessert untuk keperluan coffe break, breakfast ataupun makan siang/malam

RedKoki mengatakan praktek memasak di School Umeda - Osaka ini berjalan setiap hari, dan mempunyai fasilitas yang sangat lengkap dengan 3 dapur khusus Cold Kitchen dan 3 dapur untuk Hot Kitchen sesuai dengan tema masakan yang akan mereka pelajari.

"Adapun kelebihan utamanya bahwa para Mahasiswa disini juga diajarkan menjadi seorang Entrepreneur, bukanlah orang yang hanya duduk dan menikmati setelah sukses usahanya, tetapi mereka terus mencari ide-ide inovatif baru agar usahanya kedepan terus beradaptasi," tuturnya.

Bahkan mereka juga dilatih untuk berjualan bersama setiap minggu dengan menu yang sudah di budgetkan dari kampus. Bukan cuma itu salah satu pengajar di kampus tersebut Chef Tsuji mengatakan di kampusnya juga menerima banyak mahasiswa yang berasal dari luar Jepang.

"Salah satunya Grace yang berasal dari Surabaya. Grace saat ini sedang menyelesaikan studinya di Daicho dan Grace sangat membantu Saya dalam berkomunikasi. Grace mengatakan kepada Saya bahwa pemerintah Jepang sangat mensupport pelajar dari luar, contohnya seperti tiket terusan kereta hanya seharga 400 yen per bulan atau setara Rp 41.500. Selain itu sambil belajar bahasa Jepang juga bisa sambil sekolah ataupun sedang bekerja. Semoga info ini bermanfaat untuk pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studi di Jepang," ujar RedKoki.

Dalam kunjungan tersebut, RedKoki mendapatkan kesempatan untuk belajar membuat sushi dan makanan jepang authentic langsung di Osaka. Namun katanya dalam proses memasak agar kehalalan makanan terjaga ternyata sangatlah sulit di Jepang. 

"Contohnya seperti makanan Miso Soup saja mereka memasukkan Bonito Flakes sebagai penyedap utamanya. Bahkan dalam pembuatan sushi pun tidak bisa dilepaskan dari bahan yang tidak bisa dipastikan kehalalannya dengan beragam kecap jepang sebagai pencampur bahan utamanya,'' ungkapnya.

Menurut Redkoki untuk kulineran di Jepang sebaiknya benar-benar yang bersertifikasi halal terutama untuk para muslimin. Di Jepang yang bukan merupakan negara Islam, umat Muslim mungkin akan menghadapi tantangan dalam menemukan makanan dan barang bersertifikasi halal. Namun, meskipun tidak ada sertifikat halal, kalian bisa mengecek bahan-bahan dan kandungan mentah dari produk tersebut.

"Mahasiswa Indonesia yang ingin belajar memasak ke Jepang, maka Daicho Cullinary School Umeda bisa menjadi salah satu referensi," tambahnya.

FOTO BERSAMA: RedKoki bersama pengajar dan pelajar saat praktek memasak di School Umeda - Osaka, Jepang - Foto Dok Istimewa


Sebagaimana diketahui, di Jepang standarisasi sertifikasi Halal berbeda tergantung dari badan sertifikasi yang memimpin investigasi kehalalan dari suatu restoran atau pabrik. Diasumsikan bahwa tanpa menargetkan pelanggan Jepang, cukup sulit untuk restoran melanjutkan operasi bisnis mereka karena lebih dari 99% persen populasi Jepang adalah non-Muslim.

BACA JUGA: Susunan Lengkap Kabinet Merah Putih, Ajudan Prabowo Mayor Teddy Dapat Posisi Strategis

Sebelumnya untuk memperkuat akses layanan halal bagi masyarakat Indonesia yang tinggal dan berkunjung di Jepang, Pemerintah Indonesia meluncurkan Lembaga Sertifikasi Halal berbasis Komunitas Muslim Indonesia yang pertama atau Halal International Trust Organization (HITO) di KBRI Tokyo, pada Minggu 29 September 2024.  

HITO adalah lembaga sertifikasi halal berbasis komunitas yang berada di bawah Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII). HITO bertujuan mendampingi para pengusaha pangan lokal di Jepang untuk memiliki kebijakan halal serta menerapkan prinsip-prinsip kehalalan produk. Pada saat ini sertifikasi halal HITO hanya diperuntukan pasar Jepang dan tidak berorientasi ekspor. (fs/ak)

Lebih baru Lebih lama