Jeritan Hati Liga Akbar Minta Iptu Rudiana Ayah Eki Jujur Soal Kasus Vina,Singgung Nasib Korban

KESAKSIANLiga Akbar merasa kasian dengan nasib mendiang korban atas kasus ditemukannya jenazah Vina dan Eki - Foto Net


HABARDIGITAL.COM, JAKARTA - Liga Akbar mengungkap jeritan hatinya kepada Iptu Rudiana, ayah mendiang Eki agar jujur karena diduga merekayasa kasus pembunuhan Vina di Cirebon tahun 2016 silam.

Bukan tanpa sebab, hal tersebut dipicu lantaran Liga Akbar merasa kasian dengan nasib mendiang korban atas kasus ditemukannya jenazah Vina dan Eki di Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon, 27 Agustus 2016 silam yang tak kunjung terungkap.

Liga Akbar mengatakan jika kesaksiannya soal ikut konvoi Vina dan Eky itu merupakan hasil rekayasa dari Iptu Rudiana.Sebab ia sama sekali tak mengetahui kronologi atau berada di TKP kejadian bersama Vina dan Eky.

BACA JUGA: Dibawah Kepemimpinan Acil Odah, Biro Perekonomian Turut Andil Upaya Pengendalian Inflasi di Banua

Saat ini Liga Akbar telah mencabut beberapa poin dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pada 2016 silam.

Liga Akbar lantas meminta Iptu Rudiana agar jujur dan terbuka dalam mengungkap kasus pembunuhan terhadap sahabat dekatnya itu."Ingin keterbukaannya, kejujurannya, kasihan sama almarhum Eki dan Vina, kasihan juga bagi keluarganya dan para terpidana," ujar Liga Akbar, dikutip dari tayangan Kompas TV, Sabtu (15/6/2024).

Isi Percakapan Liga Akbar dan Iptu Rudiana

Sementara itu, Liga Akbar juga membokar percakapan antara dirinya dan Iptu Rudiana pada malam ditemukannya jenazah Vina dan Eki.

"Saat bertemu Pak Rudiana di rumah sakit, dia bertanya apakah saya bersama Eki," ujar Liga dalam wawancara pada Sabtu (15/6/2024).

"Saya menjawab, 'Tidak, Pak,'" tambahnya.

Liga Akbar menjelaskan, dirinya saat itu sedang bersama seorang teman berinisial R.

Ia baru mengetahui kabar tentang kematian Eki dari temannya yang berinisial T saat sedang nongkrong di depan warung seberang SMAN 4 pada malam kejadian.

Inisial T menerima informasi tersebut dari ketua klub motor di mana Eki menjadi anggota."T mendapat info dari ketua XTC 04 Sumber, kelompok motor Eki, melalui telepon," tuturnya.

"Ketua XTC itu mengabarkan bahwa Eki meninggal dunia karena kecelakaan," tambahnya.Adapun, pada 27 Agustus 2016 siang, Liga Akbar dan almarhum Eki berangkat dari Cirebon ke Majalengka menggunakan dua sepeda motor, masing-masing menggunakannya seorang diri.

"Kami berdua juga sudah izin ke ibunya Eki karena saya mau sekolah perhotelan," ujar Liga Akbar.

Selain itu, mereka juga mengikuti rapat organisasi di Majalengka sebelum akhirnya pulang ke Cirebon.

BACA JUGA: Shalat Idul Adha 1445 H di Masjid Ar Raudhah Sungai Andai

Mereka tiba di warung depan SMAN 4 Cirebon sekitar pukul 16.00 WIB.

Di warung tersebut, Liga Akbar dan Eki bertemu dengan tiga orang lainnya yang berinisial B, T, dan L.Eki kemudian pamit untuk menjemput Vina sekitar pukul 16.30 WIB, meninggalkan Liga Akbar dan teman-temannya di warung.

Setelah magrib, Eki kembali ke warung bersama Vina.

"Di situ, Eki hanya minta rokok, ngopi sebentar terus dia izin untuk menghadiri rapat organisasi di Bumi Arumsari," ucapnya.

Sementara, Liga Akbar tetap menongkrong di warung tersebut hingga jam 12 malam.

Saat tengah malam itu, Liga Akbar menerima kabar dari temannya berinisial T bahwa Eki telah meninggal dunia.

Bersama dengan teman-temannya, Liga Akbar segera menuju rumah sakit Ciremai namun tidak menemukan Eki di sana.

Mereka kemudian pergi ke RSD Gunung Jati, di mana mereka menemukan suasana sudah ramai di ruang jenazah dan IGD.

"Saya dimintai keterangan sama dokter setempat, menanyakan apakah ini almarhum Eki dan Vina," ujarnya.

"Lalu saya lihat Eki di kamar jenazah dan lihat Vina di IGD dan membenarkan keduanya Eki dan Vina. Vina saat itu masih bernapas," jelasnya.

Setelah memastikan identitas Eki dan Vina, Liga Akbar diminta oleh pihak rumah sakit untuk mengabarkan keluarga mereka.

Liga Akbar kemudian menghubungi ibu Eki dan mengabarkan kejadian tersebut.

BACA JUGA: Putra Maluku Gacor di Euro 2024, Belanda Bakal Hadapi Prancis

Setelah bertemu dengan ibunya Eki di rumah sakit, Liga Akbar diminta untuk mengabarkan keluarga Vina.

Liga kemudian menuju rumah Vina di Kampung Samadikun.

"Setelah sampai di Kampung Samadikun, ternyata di dekat rumah Vina juga sedang ada yang berduka," katanya.

"Saya langsung bertamu ke rumah Vina dan saya langsung diinterogasi, katanya ada apa malam-malam ke sini," tambahnya.

Ia bertemu dengan nenek Vina dan mengabarkan bahwa Vina berada di rumah sakit. Setelah itu, Liga kembali ke rumah sakit.

"Kalau bertemu bapaknya Eki (Rudiana) setelah saya ke rumah Vina," ucapnya.

"Sebelumnya awal-awal di rumah sakit, enggak ada bapaknya," imbuhnya.

Cabut BAP Suruhan Iptu Rudiana

Kuasa hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyah kini buka suara soal Liga Akbar yang mencabut BAP lama kasus Vina dan Eky di Cirebon pada tahun 2016 silam.

Yudia menyebut jika Liga Akbar mencabut BAP lama itu lantaran merasa bersalah memberikan kesaksian palsu.

Liga Akbar rupanya tertekan karena kesaksiannya berbanding terbalik dengan pernyataan fakta dari pihak lain.

“Liga ini merasa semakin ramai kasus Vina, semakin tertekan karena merasa bertentangan,” ucap Yudia saat berbincang dengan Kang Dedi Mulyadi (KDM), Sabtu (8/6/2024).

Baca juga: Hotman Paris Minta Penyidikan Kasus Vina Ditunda, Sarankan Penyidik Bentuk Tim Pencari Fakta Netral

BACA JUGA: Euro 2024: Mbappe Terhindar dari Operasi usai Alami Cedera Hidung, Berpeluang Tampil Lawan Belanda

Apalagi Liga memang merupakan teman dekat Eky.

Sehingga ia juga mengenal Vina.

Saat itu diketahui jika Eky dan Liga dari Majalengka menuju ke Cirebon.

Keduanya kemudian sempat mampir untuk nongkrong sembari Eky menunggu acara geng motor XTCnya digelar.

"Kronologis dipotong itu, Eky itu dari Majalengka dengan Liga, dari situ bareng dua motor rencanannya Eky mau ke Kuningan ada acara geng," ujarnya.

"Nongkrong di warung sekitar SMA 5, Liga ga niat ikut, jadi di situ sekitar sebelum Magrib," sambung Yudia.

Namun saat kejadian, Liga Akbar berpisah dengan Eky dan Vina setelah sempat nongkrong bersama di dekat warung SMAN 5 Cirebon.

"Setelah isya Eky balik lagi bersama Vina. Itu ada sekitar 30 menit, nongkrong, ngopi. Setelah itu mereka pamit ke Kuningan lewat Arumsari karena ada rumahnya Eky juga. Setelah itu putus ga ada komunikasi karena memang terakhir Liga bertemu di warung itu," ucapnya.

"Sempet ada obrolan Eky nunjukin orang yang ngajak ribut, yang Pegi Setiawan ini? bukan, tapi ada yang udah masuk salah satu, yang Rifaldy," jelasnya.

Akan tetapi dalam BAP dilakukan 2016 silam, kronologi tersebut diduga direkayasa seolah-olah Liga menyaksikan pelemparan dan pengejaran oleh para pelaku terhadap Eky-Vina.

Padahal saat itu Liga berada di warung tongkrongan hingga tengah malam.

Dalam kronologis sebelumnya, Liga disebut bareng dengan Eky dan Vina sampai lampu merah SMPN 11 Cirebon.

Saat itu ada aksi pelemparan dan pengejaran. Kedua korban lurus sementara Liga menyelamatkan diri masuk gang.

"Bawa samurai, ditangkep dibawa di Polres, kalo Rifaldy emang, terus dari alur Eky, Vina, Liga juga ada omongan pelemparan itu ga ada, menurut Aep ada," jelas Yudia.

"Yang sebenarnya itu Liga tidak ikut ke Kuningan, dia nongkrong di warung sampai jam 12-an malam. Cerita itu (pelemparan/pengejaran) sebenernya tidak ada, tapi disambungkan oleh Aep dan Dede yang artinya rangkaian yang ini dikondisikan, yang satu mengaminkan,” katanya.

BACA JUGA: Komedian Adul Dikabarkan Alami Kebutaan

Mengetahui hal itu, Liga muncul untuk menarik BAP tersebut.

Sebab ia selama ini tidak tenang karena ada bagian kronologis yang direkayasa.

"Kemarin saya ambil Liga karena dia ingin mengatakan yang sebenarnya, karena akan mengubah kronologis yang telah digambarkan," pungkasnya.

"Tidak diarahkan apa, cuma tujuannya apa, dia bilang tidak enak, tidak tenang karena ada bagian kronologis yang sudah direkayasa, saya ingin mengatakan yang sebenarnya, ya bagus, jangan sampe kejeblos dua kali saya bilang," lanjut Yudia.

Yudia menyebut jika dulu Liga diminta mengaku ikut jadi korban bersama Eky dan Vina.

"Liga bareng Egy sama Vina bareng sampe lampu merah, di kronologis yang dulu ada, ada diteriaki, kejar kejaran sama dilempari,"

"Eky dan Vina lurus, Liga itu masuk gang, selamat dia, dia pulang kerumah, setengah jam balik lagi kesitu, ditambah keterangan Aep dan Dede yang sebenarnya ga ada," ujarnya menjelaskan.

Sementara itu Dedi Mulyadi menyambut baik langkan Polda Jabar yang membuka layanan informasi terkait kasus tersebut.

Ia berharap segala bentuk informasi yang diberikan masyarakat bisa membuat kasus ini semakin terbuka.

BACA JUGA: Ketua DPRD Kalsel Pimpin Penyembelihan Hewan Kurban di Sekretariat DPRD

Begitu pun dengan Liga Akbar yang berani untuk membuat tindakan sehingga teka-teki kasus tewasnya Eky dan Vina delapan tahun silam sudah mulai terang.

“Mudah-mudahan kasus ini cepat selesai dan kita semua berbicara fakta dan data yang objektif,” ujar Kang Dedi Mulyadi. (tribunsumsel/ak)

Lebih baru Lebih lama