INOVASI: Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan meluncurkan beberapa inovasi budidaya pertanian - Foto Dok |
HABARDIGITAL.COM, BANJARMASIN - Sebagai wujud komitmen memperkuat ketahanan pangan dan menjaga kestabilan harga, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan meluncurkan beberapa inovasi budidaya pertanian dari sisi hulu hingga hilir.
Inovasi tersebut meliputi, pertama, Gerakan Budidaya dengan model Padi Apung dan penanaman varietas baru Padi Siam Madu. Kedua, implementasi smart greenhouse dalam proses pembibitan dan manipulasi klimatologi melalui metode sungkup. Ketiga, hilirisasi pangan dengan melaksanakan capacity building bagi anggota kelompok tani untuk mendukung pengembangan produk turunan, serta on boarding penjualan melalui marketplace.
BACA JUGA: FEKDI 2023 Dibuka Jokowi, Keuangan Digital Indonesia Berpotensi Tumbuh Semakin Maju
Peluncuran inovasi tersebut dicanangkan pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan 2023 yang diselenggarakan di Banjarbaru, Senin (10/7/2023) dengan mengangkat tema “Sinergi dan Inovasi untuk Mendukung Ketahanan Pangan Melalui Alterasi Budidaya Pertanian dan Kelancaran Distribusi: Menuju Nusantara Kita”.
Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono menekankan, perlunya memperkuat sinergi dan inovasi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) dalam kerangka GNPIP guna memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.
Di samping itu, Doni juga mengingatkan agar integrasi budidaya pertanian dari hulu hingga hilir menjadi fokus rencana kerja TPID se-Kalimantan, sebagai upaya meningkatkan produktivitas pangan guna menjamin ketahanan pangan di Ibu Kota Negara masa depan.
"Beberapa inovasi komoditas pangan strategis khususnya padi perlu direplikasi daerah-daerah lainnya guna memperkuat ketahanan pangan Kalimantan dalam menopang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor menjelaskan, pentingnya inflasi sebagai salah satu indikator penentu keberhasilan pembangunan ekonomi, dimana tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.
"Upaya pengendalian inflasi yang menjadi tanggung jawab TPIP di tingkat nasional dan TPID di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, menjadi kunci untuk mencapai tujuan utama pembangunan, yaitu kesejahteraan masyarakat," tandasnya.
BACA JUGA: Bank Indonesia Luncurkan LPI 2022 Dan Arah Kebijakan 2023
Sahbirin menambahkan, upaya pengendalian inflasi tersebut memerlukan sinergi antara seluruh pihak, terlebih untuk mengantisipasi berbagai tantangan yang dapat memberikan tekanan terhadap kenaikan harga pangan, seperti peningkatan tensi geopolitik dunia maupun risiko El-Nino.
Lebih lanjut, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menyampaikan, apresiasinya terhadap Bank Indonesia atas penyelenggaraan GNPIP Kalimantan dan bentuk kolaborasi yang nyata atas pengendalian inflasi di Kalimantan Selatan.
"Inflasi di Kalimantan Selatan pada bulan Juni 2023 disebut masih terkendali di angka 4,30% secara tahunan, terus menunjukkan penurunan dari bulan Maret 2023. Tren penurunan tersebut dinilai harus terus dipertahankan, salah satunya dengan menjaga inflasi volatile food," pungkasnya.(fsl/akh)